Social Icons

Featured Posts

Minggu, 22 Februari 2015

Kelebihan Samsung Galaxy Grand 2 Serta Kekurangannya

Samsung Galaxy Grand 2 BC-G7102 adalah tablet atau smartphone dengan layar besar ini di produksi atau buatan asal korea . Android tablet ini diumumkan pada bulan November 2013 dan dirilis pada bulan Januari 2014, grand 2 ini merupakan penerus dari pendahulunya galaxy grand 1 yang telah hadir sejak Desember 2012. Sebagai penggantinya, Samsung Galaxy Grand 2 BC-G7102 menawarkan spesifikasi yang lebih tinggi dari pendahulunya, tetapi tidak sepenuhnya membaik, ada beberapa fitur yang tidak berubah, seperti kamera masih sama menggunakan kamera berukuran 8 MG pixel . Sementara kenaikan tersebut di sektor dapur pacu yang telah menggunakan dengan prosesor empat inti, didampingi 1GB RAM yang telah menjadi 1,5 GB, sehingga Samsung Galaxy Grand 2 BC-G7102 menawarkan kinerja yang lebih baik dari pendahulunya. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat di "info hp android" untuk meninjau sedikit informasi tentang apa keuntungan dan kerugian sesuai dengan spesifikasi Samsung Galaxy Grand 2 BC-G7102 atau fitur yang ditawarkan, silakan lihat di bawah ini:


Kelebihan dari Samsung Galaxy di Grand 2 BC-G7102
  •  Android phone Samsung terlibat dalam jaringan GSM yang telah membawa akses internet kecepatan tinggi 3G HSDPA, tetapi juga termasuk GPRS dan EDGE bagi mereka yang berada di luar area 3G .
  •  Menyediakan dua slot kartu SIM GSM kartu yang dapat diaktifkan keduanya secara bersamaan. Kedua dukungan akses internet 3G HSDPA .
  • Memiliki ukuran layar 5,25 inci, dengan layar lebar tentu saja, pengguna bisa lebih leluasa dalam menavigasiu menu navigasi di layar ponsel .
  • Untuk bentang layar 5,25 inci itu memiliki resolusi tinggi 720 x 1280 piksel dengan 280 ppi layar ketajaman .
  • Samsung Galaxy di Grand 2 BC-G7102 menyediakan kapasitas penyimpanan internal cukup besar yaitu 8 gb, tetapi hanya 5,7 gb yang dapat digunakan oleh pengguna, karena terpotong sistem operasi dan aplikasi standar yang disediakan slot penyimpanan eksternal jenis micro SD, dengan pengguna mampu meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga 64 GB .
 Kekurangan Samsung Galaxy di Grand 2 BC-G7102
  •  Memiliki ukuran layar ekstra besar 146,8 x 75,3 x 8,9 mm sehingga kurang nyaman jika dimasukkan ke dalam saku pakaian layar .suatu digunakan adalah layar sentuh kapasitif standar, tidak AMOLED atau IPS menampilkan gambar tapi cukup baik, belum dilapisi dengan Layar pelindung seperti layar corning gorilla glass dan tidak ada fitur video output .
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini, mungkin hanya itu sedikit informasi yang bisa saya berikan untuk anda . Untuk lebih lengkapnya silakan cek di sini "informasi handphone" .

Jumat, 20 September 2013

Daya Saing Industri di Indonesia


Mebel Jepara | Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk industri di Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk Indonesia harus dipahami keterkaitannya dengan sektor hulu dan hilir serta perlu dirumuskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dengan melakukan komparasi terhadap industri negara-negara lain. Krugman dan Obstfeld dalam bukunya, International Economics (2006), berpendapat bahwa kemakmuran nasional dapat diperoleh melalui perdagangan internasional yang memberi manfaat saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang menjual dan membeli. Melalui perdagangan akan dihasilkan surplus produsen dan konsumen. Produsen akan mendapat kesempatan menjual produk yang dihasilkannya ke lebih banyak konsumen .

Demikian juga konsumen dapat menikmati berbagai produk yang tidak dihasilkan oleh produsen lokal.Keunggulan komparatif mungkin saja merupakan inti dari teori perdagangan dan spesialisasi, tetapi tidak selalu berhubungan erat dengan diskusi mengenai daya saing yang terjadi di dunia nyata. Contoh nyata adalah fenomena. Kemakmuran suatu negara haruslah diusahakan. Michael E. Porter dalam bukunya yang berjudul The Competitive Advantage of Nations (1990) juga menegaskan bahwa kemakmuran negara bukanlah merupakan sebuah warisan. Kemakmuran tidak bergantung dari melimpahnya sumber daya alam, tenaga kerja, tingkat suku bunga,ᅡᅠataupun nilai tukar mata uang asing, seperti halnya yang diutarakan kaum ekonom klasik yang mengagungkan pentingnya perdagangan.

Daya saing negara bergantung dari kapasitas industri negara tersebut untuk terus berinovasi dan berkembang. Oleh karena itu, meskipun diyakini memberi banyak manfaat, sebagian orang berpandangan skeptis tentang manfaat yang didapatkan melalui perdagangan, khususnya perdagangan internasional. Perdagangan internasional juga membuat khawatir produsen dalam negeri atas keberadaan pasar dari barang yang diproduksinya, oleh karena itu sejak zaman klasik sampai sekarang masih saja ada kesangsian, tidakkah lebih baik kalau penduduk dari negara tertentu membeli produk yang dihasilkan negaranya sendiri karena akan menciptakan lapangan kerja.

Perdagangan internasional yang mendorong terjadinya globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya sistem inovasi teknologi informasi, perdagangan, reformasi politik, transnasionalisasi sistem keuangan, dan investasi. Indonesia mengikuti arus perdagangan bebas internasional dengan menandatangani General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang menghasilkan pembentukan World Trade Organization (WTO) dan deklarasi Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) tentang sistem perdagangan bebas dan investasi yang berlaku penuh pada tahun 2010 untuk negara maju dan tahun 2020 bagi negara berkembang.Melalui berbagai kesepakatan internasional tersebut, sudah tentu mau tidak mau akan tercipta persaingan yang semakin ketat, baik dalam perdagangan internasional maupun dalam upaya menarik investasi multinasional. Ekspor produk Indonesia ke pasar internasional masih banyak bersifat produk tradisional dalam bentuk bahan baku (raw material). Pelaku usaha agribisnis Indonesia dalam pasar internasional pasti akan menghadapi pembeli besar berupa importir atau industri pengolahan lanjutan. Posisi semacam ini cenderung menempatkan Indonesia pada posisi yang lemah karena besarnya volume pembelian yang dilakukan oleh pasar industri dan sedikitnya jumlah pembeli. Kelemahan ini semakin menumpuk karena adanya kecenderungan atas homogenitas produk yang kita hasilkan dengan produk yang dihasilkan oleh negara lain.

Posisi Indonesia dalam kesepakatan perdagangan bebas dunia relatif kurang menguntungkan. Seiring dengan semakin liberalnya perdagangan dunia, Indonesia harus meningkatkan kemampuan bersaingnya di pasar global. Pasar global dapat bermakna pasar internasional di negara lain dan pasar dalam negeri yang sudah semakin dipenuhi dengan produk impor. Melihat kondisi perekonomian Indonesia dikhawatirkan dampak globalisasi akan memberi dampak negatif bagi Indonesia, terutama kalau Indonesia tidak mampu menjadi pemasok bagi kebutuhan produk vital, seperti pangan. Publikasi The Global Competitiveness Report yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada tahun 2010 menunjukkan bagaimana daya saing Indonesia dalam persaingan global. Pada tahun 2010, peringkat daya saing Indonesia berdasarkan Growth CompetitivenessᅠIndex berada di urutan ke¬タモ54 dari 133 negara. Peningkatan daya saing perlu mendapat perhatian karena punya potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Ketersediaan pasokan bahan baku, tenaga kerja, dan teknologi yang relatif melimpah semestinya mampu dikembangkan lebih jauh. Menurut penelitian yang dilakukan Asia Development Bank (ADB) Institute (2003), daya saing berarti kemampuan perusahaan untuk bersaing. Perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk, dan mendapatkan jaringan pemasaran.

Pengembangan industri membutuhkan peningkatan daya saing di pasar domestik dan internasional. Daya saing produk Indonesia memang perlu mendapat perhatian dan secara sistematis harus ditingkatkan sebagai salah satu cara membangun perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, dalam kaitan ini perlu diketahui ukuran daya saing industri Indonesia di pasar internasional sebagai landasan untuk melakukan analisis daya saing dan merumuskan upaya-upaya peningkatan daya saing dalam rangka pembangunan daya saing dan perekonomian nasional.Perkembangan perekonomian Cina yang sangat pesat saat ini mendapat perhatian seluruh negara di dunia, baik itu sebagai ancaman maupun peluang yang baru. Cina dianggap sebagai ancaman karena terkenal dengan komoditas-komoditas ekspor yang berkualitas tinggi, namun harganya relatif murah.

Murahnya produk Cina tidak hanya karena biaya input (terutama upah tenaga kerja) yang rendah, namun China juga memberlakukan nilai tukar yang tetap rendah (undervaluation of Yuan) terhadap mata uang dolar AS sebagaimana yang dituding oleh negara Amerika Serikat. Selain itu, pemberlakuan tax duty juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya produk-produk ekspor Cina. Menurut hasil studi ASEANChina Working Group on Economic Cooperation, FTA ASEANCina diperkirakan dapat memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. Ekspor ASEAN ke Cina akan meningkat sebesar 48 persen dan ekspor Cina ke ASEAN akan meningkat 55,1 persen. GDP riil ASEAN diperkirakan bertambah sebesar US$5,4 miliar (0.9 persen) dan GDP riil Cina akan meningkat sebesar US$ 2,2 miliar (0,3 persen). Kenaikan GDP anggota ASEAN terbesar akan dinikmati oleh Vietnam (2,15 persen), sedangkan Indonesia (1,12 persen) sedikit lebih rendah dari Malaysia (1,17 persen).

Butuh Komitmen Bangsa Menyelamatkan Industri.

Melihat kondisi yang ada, Indonesia perlu segera mempertajam orientasi kebijakan pembangunan industri, agar lebih searah dengan tantangan persaingan ke depan. Tanpa daya saing, potensi pasar Indonesiayang kini menduduki ranking 15 dunia hanya akan dinikmati produk asing.

Dengan jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah, Indonesia sangat membutuhkan keberadaan industri yang kuat, berdaya saing di pasar dalam negeri maupun global. Industri adalah kunci bagi peningkatan kualitas hidup bangsa, sekaligus kunci bagi ketahanan perekonomian nasional. Perlu kebijakan yang didukung seluruh pemangku kepentingan, untuk menempatkan pasar dalam negeri sebagai basis pengembangan industri dalam negeri.Oleh sebab itu dalam menghadapi diberlakukannya sistem Perdagangan Bebas/Liberalisasi Pasar Global (tidak hanya ACFTA), pemerintah diharapkan melihat masalah yang dihadapi industri nasional dalam sudut pandang yang lebih luas. Jangan hanya sekadar dengan langkah defensif/protektif, namun kita harus berpikir bahwa pertahanan paling baik adalah dengan kebijakan ofensif.

Dalam Roadmap Industri 2010-2015 yang diserahkan Kadin kepada pemerintah belum lama ini, disebutkan sejumlah rekomendasi tentang tindakan yang perlu ditempuh pemerintah bersama dunia usaha sebagai guideline. Ini diperlukan untuk menjaga dan menciptakan persaingan yang sehat, serta melakukan pengawasan lebih ketat terhadap peredaran barang di pasar domestik.Sesungguhnya banyak di antara produk industri nasional yang berdaya saing cukup bagus, bahkan mampu menembus pasar negara maju.  Namun, mereka sering kehilangan daya saing di pasar dalam negeri sendiri akibat iklim persaingan tidak sehat, baik akibat peredaran produk ilegal maupun karena tak adanya standarisasi produk. Produk domestik harus didorong agar dapat bersaing dengan barang impor. Untuk itu, program insentif industri harus terus dilanjutkan, seperti kebijakan pembatasan pelabuhan impor untuk produk/ komoditas tertentu. Di sisi lain, perlu larangan ekspor segala jenis bahan baku mentah agar industri lokal tercukupi kebutuhannya. Pengembangan industri hilir (pengolahan) juga harus dilanjutkan. Insentif pengembangan industri tertentu dan di daerah tertentu harus diperluas, termasuk memperkenalkan tax holiday (pembebasan pajak).Perlu terobosan percepatan proses dan penerapan standar nasional Indonesia (SNI), termasuk konsistensi pengawasan barang beredar. Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian, per Januari 2009 hanya 84 produk industri yang menerapkan standar nasional Indonesia (SNI), dari sekitar 4.000 produk manufaktur yang beredar. Dari 84 SNI itu, hanya 39 produk yang telah diberlakukan SNI wajib dan sudah dinoti-fikasi ke WTO.Terobosan percepatan implementasi harmonisasi tarif dan berbagai kebijakan fiskalpun diperlukan. Dalam hal ini, berbagai instrumen fiskal yang memungkinkan untuk menekan biaya produksi dan biaya usaha perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing produk industri nasional. Misalnya, fasilitas pajak pertambahan nilai (PPN) serta bea masuk (BM) bahan baku dan bahan baku penolong.

Untuk menghadapi Perdagangan Bebas,  kita juga perlu mengoptimalkan berbagai kerja sama ekonomi bilateral seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (U-EPA), khususnya untuk memperkuat Struktur Industri.. Dalam IJ-EPA a.l. disebutkan adanya keharusan Jepang untuk membantu capacity building sektor industri. Ini perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan daya saing industri domestik.

Pemerintah juga perlu memperkuat peran dan fungsi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI),  karena selama ini komite ini kurang optimal. Padahal, perannya sangat penting agar Indonesia bisa menerapkan bea masuk antidumping  (BMAD), guna membentengi pasar dari persaingan tidak sehat berupa dumping (harga jual ekspor lebih murah dibanding ke pasar dalam negeri). Peran KADI kian penting karena sangat mungkin di tengah arus perdagangan bebas, banyak negara yang memberi insentif, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada industrinya, melalui berbagai kebijakan di dalam negerinya.

Selain itu perlu kemudahan akses pembiayaan bagi industri (untuk permodalan revitalisasi permesinan/pabrik) meski tingkat bunga kredit kecil kemungkinan dapat serendah di negara kompetitor. Perhatian perbankan terhadap sektor industri tergolong minim sehinggga pembiayaan untuk revitalisasi permesinan/pabrik sangat sulit diperoleh. Padahal revitalisasi sangat penting dilakukan untuk meningkat daya saing karena banyak diantara industri nasional yang mesin-mesinnya sudah tua.

Ke depan, mungkin dapat diusulkan pendirian bank khusus industri (contohnya seperti BEI untuk pembiayaan ekspor), yang diharapkan bisa memahami risiko dan kondisi industri. Dengan demikian, ada kesamaan persepsi antara perbankan dan pelaku industri.Selain itu juga perlu sinkronisasi pengembangan riset dan teknologi dengan industri agar kebijakannya sejalan dan fokus. Dalam hal ini harus ada insentif bagi industri yang melakukan pengembangan riset dan teknologi guna menarik investasi dengan teknologi yang lebih maju.

Dari sedemikian kompleksnya permasalahan yang di hadapi sektor industri manufaktur, hal yang paling mendesak diselesaikan segera adalah pembenahan masalah infrastruktur, termasuk jaminan pasokan energi. Pemerintah harus menjamin kecukupan pasokan energi (termasuk gas alam) dan memberi insentif terhadap setiap upaya diversifikasi energi yang lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, percepatan realisasi infrastruktur lainnya yang sempat tertunda, terutama akses jalan dari/ke pelabuhan dan kawasan industri, juga harus diselesaikan. Dalam hal ini, sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah perlu ditingkatkan. Ini dilakukan agar bisa terwujud percepatan pembangunan infrastruktur dan jaminan pasokan energi seperti listrik. Yang juga tak kalah penting, seharusnya ekonomi biaya tinggi harus bisa dihilangkan, jika industri kita diharapkan bisa bersaing .

Terima Kasih sudah membaca artiker jelek ini .
Promo : Jika anda ingin membeli barang furniture silakan kunjungi Hasan Mebel Jati, di sana banyak sekali beberpa pilihan furniture jepara dengan kualitas terbaik .

Pasar Industri dan Perilaku Pembeli


Mebel Jati MinimalisPasar Industri Semua organisai yang membeli barang dan jasa untuk di gunakan  memproduksi barang dan jasa lain yang di jual, di sewakan, atau ke perusahaan lain .

A . Proses Pembelian Pasar Industri
  • Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pembeli pasar industri untuk menetapkan kebutuhan akan produk dan jasa yang harus di beli dan untuk mengidentifikasikan, mengevaluasikan, dan memilih dari berbagai alternatif merek dan pemasok .
B . Karakteristik Pasar Industri
  • Struktur dan Permintaan Pasar
  1. Pasar industri memilih lebih sedikit pembeli tetapi besar nilainya .
  2. Pelanggan pasar industri lebih terkosentrasi secara geografis .
  3. Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumen akhir .
  4. Permintaan di pasar industri lebih inelastic - kurang terpengaruh oleh perubahan harga jangka pendek .
  5. Permintaan di pasar industri lebih berluktuatif dan lebih cepat .
  • Sifat Unit Pembelian
  1. Pembelian di pasar industri melibatkan lebih banyak pembelian .
  2. Pembelian pasar industri melibatkan usaha pembelian yang lebih profesional .
  • Berbagai Tipe  Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan
  1. Pembeli di pasar industri biasanya menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks .
  2. Proses pembelian industri lebih formal .
  3. Dalam pembelian di pasar industri, penjual  dan pembeli bekerja lebih erat dan membangun hubungan jangka panjang .

C . Aktifitas Pembelian Terdiri dari Dua Bagian
  1. Pusat pembelian yang terdiri semua ornag terlibat dalam pengambilan keutusan pembelian .
  2. Proses pengambilan keputusan pembelian .
D . Perilaku Pembelian di Pasar Industri

 a . Berbagai Situs Pembelian Utama

    1 . Pembelian Uang Sepenuhnya 
  • Merupakan situasi pembelian di pasar industri yang di tandai oleh pembeli secara rutin memesan ulang sesuatu tanpa ada modifikasi .
    2 . Pembelian Ulang dengan Modifikasi
  • Situasi pembelian di pasar industri yang di tandai oleh pembelian ingin memodifikasi spesifikasi, harga, persyaratan, dan pemasokan produk .
    3 . Tugas Baru
  • Situasi pembelian di pasar industri yang di tandai oleh pembeli membeli produk atau jasa untuk yang pertama kalinya .
    4 . Pembelian Sistem
  • Pembelian penyelesaian masalah secara terpaket dari satu penjual .
E . Peserta Proses Pembelian di Pasar Industri
Unit pengambilan keputusan organisasi pembelian di sebut "Pusat Pembelian" yaitu semua individu dan unit berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di pasar industri .
1 . Pemakai 
  • Anggota organisasi yang akan mengggunakan produk atau jasa, pemakai sering sebagai pencetus usulan pembelian dan membantu mendefisikan spesifikasi produk .
2 . Pembeli Pengaruh
  • Orang di dalam pusat pembelian suatu organisai yang mempengaruhi keputusan pembelian, merea sering membantu mendefisikan spesifikasi dan juga menyediakan informasi untuk mengevaluasi sejumlah alternatif .
3. Pengambil Keputusan
  • Orang di dalam pusat pembelian suatu organisasi yang meiliki kekuatan formal dan informasi untuk memilih atau menyetujui pemasok yang harus di pilih .
4 . Penjaga Gawang
  • Orang yang di dalam pusat pembelian suatu organisasi yang mengendalika arus informasi kepada orang lain .
F . Pengaruh Utama yang dihadapi Pembeli di Pasar Industri
1 . Faktor-faktor lingkungan 
  • Perkembangan ekonomi 
  • Kondisi penawaran
  • Perubahan teknologi
  • Perkembangan peraturan dan kondisi politk .
  • Perkembangan persaingan
  • Budaya dan adat istiadat
2 . Faktor-faktor Organisasi
  • Tujuan
  • Kebijakan
  • Prosedur
  • Struktur organisasi
  • Sistem
3 . Faktor-faktor antar Pribadi
  • Otoritas
  • Status
  • Empati
  • Kemampuan mempengaruhi orang .
4 . Fakot-faktor Individu
  • Umur 
  • Pendidikan
  • Posisi jabatan
  • Kepribadian
  • Sikap terhadap resiko
G . Proses Pembelian di Pasar Industri
1. Penegnalan Masalah
  • Tahap Pertam dalam proses pembelian di pasar industri ketika orang di perusahaan tertentu mengenali adanya masalah atau kebutuhan yang dapat di pecahkan dengan memperoleh barang atau jasa tertentu .
2 . Penjabaran Kebutuhan secara Umum
  • Tahap dalam proses pembelian si pasar industri ketika perusahaan tersebut menjabarkan secara umum karakteristik dan kuantitas barang yang di butuhkan .
3 . Spesifikasi Produk
  • Tahapan ketika organisasi pembeli mumutuskan dan menspesifikasi karakter produk yang secara teknis atas barang yang di butuhkan .
4 . Analisis Nilai
  • Pendekatan pengurangan biaya di mana semua komponen di pelajari secara seksama guna menentukan apakah dapat di rancang ulang, di standarikasikan atau dibuat dengan metode produksi yang lebih baik .
5 . Pencarian Pemasok
  • Tahapan ketika pembeli berusaha mendapatkan pemasok terbaik .
6 . Pengumpulan Proposal
  • Tahapan ketika pembeli mengundang pemasok yang memenuhi untuk mengajukan proposal .
7 . Pemilihan Pemasok
  • Tahapan ketika pembeli mengulas proposal dan memilih satu atau beberapa pemasok 
8 . Spesifikasi Pesanan Rutin
  • Tahapan ketika pembeli menulis pesanan akhir kepada pemasok terpilih, membuat daftar spesifikasi, kuantitas yang di butuhkan waktu penyerahan yang di harapkan kebijakan pengambilan barang dan garansi .

9 . Peneliatian Kinerja
  • Tahapan ketika pembeli meningkat kepuasannya terhadap pemasok, sambil mengambil keputusan apakah akan melanjutkan, memodifikasi atau memutuskan perjanjian hubungan tersebut .
H . Pasar Penjualan Kembali (Reseller Market)
Terdiri dari semua perorangan dan organisasi yang membeli barang untuk di jual kembali atau di sewakan dengan tujuan memperoleh laba . Penyalur tidak memproduksi kegunaan bentuk, melainkan menghasilkan kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan .

a . Keputusan yang di Ambil Penjual Kembali
1 . Macam apa saja yang akan di beli ?
  • Pilihan produk eksklusif, pilihan produk mendalam, pilihan produk melebar, pilihan produk aneka ragam .
2 . Dari Pemasok mana harus di beli ?
  • Situasi barang baru, situasi pemasok terbaik, situasipersyaratan lebih baik .
3 . Pada harga dan dengan persyaratan apa perundingan di lakukan
  • Pertumbuhan cepat pembelian masa di pasar industri menjajikan banyak manfaat :
  1. Memangkas biaya transaksi .
  2. Mengurangi waktu antara pemesanan dan pengiriman .
  3. Menciptakan sistem pembelian yang lebih efisien .
  4. Membentuk hubungan yang lebih intim antara patner dan pembeli .


Ok sekian dari saya, terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir tentang pasar industri dan perilaku pembeli .

Terima Kasih sudah membaca artiker jelek ini .
Promo : Jika anda ingin membeli barang furniture silakan kunjungi Hasan Mebel Jepara, di sana banyak sekali beberpa pilihan furniture jepara dengan kualitas terbaik .

Minggu, 15 September 2013

Pasar Industri Kayu Jati

Pasar Industri Kayu Jati perhutani (TPK) sangat meningkat pesat . karna kayu jati ini merupakan salah satu jenis kayu tropis yag terkenal mimiliki kualitas sangat baik . karna kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang sangat lama . itu sebabnya persediaan kayu ini di pasaran tergolong sedikit dan harga untuk jenis kayu ini tergolong mahal . Mungkin anda tidak percaya dengan apa yang saya katakan tentang persediaan kayu jati sedikit . sebab pada kenyataannya, banyak sekali industri permebelan menggunakan kayu jati sebagai bahan baku dalam memproduksi berbagai macam barang olahan yang di hasilkan mebel jati jepara atau mebel kota lain . saya membenarkan karna yang saya maksud adalah kayu jati perhutani yang sangat berkualitas tinggi . sedangkan kebanyakan kayu jati yang di gunakan untuk memproduksi sebuah barang sekarang menggunakan kayu jati yang berkualitas sedang atau biasa . tapi walaupun yang di gunakan kayu yang berkualitas sedang atau biasa, mebel jepara selalu punya akal untuk membuat sebuah barang dari kayu tersebut agar terlihat mewah dan kualitas juga terbaik . makanya saya juga suka dengan pengrajin mebel jepara di banding dengan kota lain yang kualitas barangnya sangat jelek dan bahan kayupun juga begitu .


Harga industri pemebelan furniture jepara yang menggunakan kayu jati tua sebagai bahan baku dalam proses pembuatan sebuah barang, tentu harganya akan lebih mahal di banding dengan kayu jati tua . secara umum kayu jati tua perhutani memiliki kelebihan yang terletak pada keawetan dan tingkat keindahan yang di tonjolkan oleh kayu perhutani tersebut .
Keawetan kayu jati tua atau perhutani di sebabkan adanya kepadatan pada pori-pori dan serat pada kayu . kayu ini memiliki pori-pori dan serat yang sangat padat, sehingga kayu tersebut menjadi keras dan tidak mudah di serang rayap meskipun diletakkan pada tempat yang bersentuhan langsung dengan tanah . Contoh seperti yang kita lihat bangunan-bangunan tinggalan nenek moyang kita yang masih utuh sampai sekarang .
keindahan dari kayu jati ini memiliki tekstur, arah serat dan warna yang sangat bagus, Anda juga bisa membuktikannya sendiri jika anda ingin memesan barang dari jepara atau memproduksi sendiri menggunakan kayu jati tua .

Pasar Industri Mebel Jepara

Pasar Industri Mebel Jepara mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut : Menggunakan bahan baku kayu jati sebagai bahan baku utama, 80% desain mebel merupakan hasil pekerjaan tangan pengrajin (hand made), sekitar 20% pengerjaan komponen mempergunakan mesin yang meliputi : pekerjaan pemotongan dan pembelahan, pekerjaan penghalusan permukaan (sanders), dan pekerjaan finishing . Ciri lain dari produk mebel jepara yaitu umumnya bentuk mebel di hiasi motif ukiran bebentuk flora, hasil perpaduan dari motid tradisional (lokal) dengan motif asal persia yang berkembang sekitar abad ke 7 pada awal mas penyebaran agama islam dan selama pendudukan koloni di nusantara . selama masa perkembangannya hingga kini furniture jepara di produksi dalam berbagai model disain di antaranya mulai dari tipe klasik, tradisional, hingga modern . berikut beberapa contoh barang buatan pengrajin mebel jati jepara .

Gambar 1 . Beberapa tipe produksi mebel jepara

Produksi mebel jepara pada masa sekarang yang di ambil dari tipe atau desain mebel yang pernah berkembang pada masa sebelumnya . sebagaimana mebel gaya victoria, gaya persia dan gaya edwardian sering di produksi kebali oleh para pengrajin furniture jepara . produksi berbagai gaya tersebut biasanya dilakukan atas dasar pesanan atau perjanjian kerja sama dengan pihak desainer dari negara tertentu, yang menugaskan pihak produsen atau pengrajin asal jepara untuk memproduksi desain hasil rancangannya . tipe mebel yang paling banyak di reproduksi yaitu bentuk kursi tanpa ukiran, seperti contoh : kursi teras, kursi makan, kursi santai, dan kursi tamu ala mebel jepara .

Gambar 2 . Desain kursi makan, kursi santai dan kursi teras buatan mebel jepara